Minggu, 26 Juni 2011

Keep on Moving!

Pas Desember kemaren, kita sekeluarga pergi ke Batam dan Singapore. Seperti hotel-hotel laen, pasti TV nya pake home cable. Karena TV ku gak ada home cable, aku gak menyia-nyiakan kesempatan nonton channel luar negeri. Waktu itu udah malem, di Batam, aku nonton acara masak Masterchef USA yang ada di channel StarWorld.
Saat itu lagi final Masterchef. Kontestannya adalah Whitney Miller melawan David Miller. Pertarungan ini sangat menegangkan. Kedua peserta sama-sama serius mengerjakan masakan masing-masing. Mereka harus membuat 3 hidangan yaitu hidangan pembuka, main course, dan penutup.
Saat memasak main course, Whitney memutuskan untuk memasak ayam goreng saus bayam sedangkan David memutuskan untuk memasak Beef Wellington. Sebelumnya MasterChef Gordon sempat mengingatkan David, "I've tried to make Beef Wellington many times and it takes 2 years to make it perfect,". Tapi David dengan bangga mengatakan, "I made it for you,". Akhirnya kedua finalis itu kembali memasak.
Tiba-tiba saja, ditengah kondisi menegangkan itu, terjadi sebuah insiden mengejutkan. Sepuluh menit terakhir, saat Whitney memindahkan ayam gorengnya dari wajan ke piring, cewek berusia 22 tahun itu menjatuhkan ayamnya. Jangankan Whitney, sebagai penonton saja, aku merasa kaget sekali. Bisa dilihat muka Whitney yang memerah karena mungkin sedih dan tidak tahu ingin berbuat apa. Tapi, keluarga dan teman-teman Whitney memberi semangat. Dan, Whitney pun kembali memasak. Ia mencuci ayam, melumuri ayam dengan tepung, menggorengnya, dan menyajikannya.
Saat para juri mencicipinya, MasterChef Gordon berkata, "How long did you cook it?"
"7 minutes,"
"Do you think it's well done? Because, we can't eat it if it's not well done,"
"I hope so,"
Tebak mateng atau enggak? Mateng!
Sedangakan David, ia malah terpukul di Beef Wellington karena terlalu bangga.
Well, udah tau kan yang menang siapa? Whitney.




Coba kalo dia gak lanjutin masak ayamnya, mungkin gak dia menang? That's why. Keep on moving, whatever the condition is.

Minggu, 19 Juni 2011

8F Dipecah !

Pertama kali tau 8F dipecah adalah dari Mrs. Evelyn.
“Tenang aja, nanti kelas 9 dipecah kok,”Me : “Yah…,”
Mrs. Evelyn : “Loh, dulu kan kamu yang minta…,”
Me: …

Kedua dari status Twitter Sir Yohan.
“Bagus di pecah. Jd tdk terlalu mendominasi”

“Katanya RT @RicoArdiya: 8F ya sir? *mjb RT @yohanwo: Bagus di pecah. Jd tdk terlalu mendominasi”Me : …

Ketiga dari Sir Yopi
Sir Yopi : “Hasil rapot gimana? Menurun?”
Me : *lupa* “Mungkin…,”
Sir Yopi : “Kelas 9 tingkatin lagi ya. Soalnya mau dipecah,”
Me : …

Ok lah. Semuanya main pecah belah seperti piring porselen yang jatuh dari meja. *Prang!* Reaksi aku ada dua. Pertama seneng, karena dari awal aku udah minta dipecah. Biar adil gitu, biar gak “diejek-ejek” sama anak kelas laen. (Diejek-ejek tuh maksudnya gini nih “Tau deh yang kelasnya 8F”, “Tau deh yang pinter kelasnya”, “Ah, kelas 8F kan pinter semua,”).
Reaksi kedua adalah aku agak sedih karena…aku udah terlanjur cinta sama kelas “F”.

Menyingkap tirai kelas “F”

Kalo biasanya di sekolah negeri, kelas F adalah kelas yang buruk…tapi itu tidak di SMPK GS angkatan 8.

Pada dasarnya, semua anak tuh pinter. Tapi bidangnya beda-beda. Ada yang pinter matematika, ada yang pinter olahraga, ada yang pinter musik, ada yang pinter public speaking, ada pula yang pinter menari. Sayangnya, orang-orang cuma menanggapi pinter kalo matematika, IPA, atau IPS nya aja yang bagus. Jarang kan ada orang jago main piano tapi matematikanya dapet nol dibilang pinter…Nah, kelas “F” juga gitu. Anak pinter yang masuk situ biasanya dicap pinter karena bisa MIPA, IPS, dan pelajaran inti lainnya.

Well, kelas ini emang penuh kejutan. Selama aku di sini, nilai 70 itu udah merupakan nilai yang buruk loh. Bayangkan, kalo anak-anak lain dapet 100 tapi kita cuma dapet 90, nyeselnya aja udah setengah hidup. Dan hasilnya adalah, kita jadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, lebih sungguh-sungguh, dan menyadari bahwa diatas langit masih ada langit. Kita jadi belajar rendah hati dan menerima dengan lapang dada. Aku yakin kok, kalo salah satu anak kelas A misalnya masuk ke kelas F dan ia memiliki semangat belajar tinggi, dia pasti bisa beradaptasi dan nilainya bagus.

Terus, ada di kelas F seperti berada di arena olimpiade lomba lari. Setiap anaknya seperti berkompetisi setiap hari. Dan tentunya kalo mau menang harus punya fuel yaitu rajin belajar dan berdoa.

Rasa tertekan sering mampir tapi percaya deh itu cepat teratasi. Anaknya gak cupu-cupu. Gaul malah. Coba bayangin, hari-hari 8F selalu punya warna tersendiri. Ada gengnya Tobias (Diaz, Wesley, Rico, Theo), geng Erin (Elke, Adeline, Thalia, Tasya), geng Selda (Paula, Sthefanie, Angwen). Semuanya fun, fun, fun.

Last, aku rela ganti handphone nokia aku ke blackberry supaya bisa join grup 8F aja! Jadi waktu itu, si Diaz sempet nyebarin rumor kalo Andri pamer di BB Group. Nah, aku baru tau tuh kalo 8F bikin grup di BB. Akhirnya setelah mami beli Torch, aku dapet Gemini (yey) dan aku mulai memasuki “dunia maya” 8F. Sampai sekarang, sudah 22 member BB Group 8F. Ckck…3 per 5 dari sekelas loh.

Sekali lagi nih, gak masuk 8F, gak berarti kalian gak pinter. Coz, kita sebagai manusia punya talenta dan kepintaran tersendiri (ecie). Dan apapun itu talentanya, kembangkan dan tempatkan di tempat yang tepat. Jangan sampe lagi ngobrol seru-seru sama temen, malah ngebahas pelajaran kimia. Kan malesin juga. Hehehe... Bagi yang udah masuk, jangan combhong, tetep be humble. Karena diatas langit masih ada langit :)

Buat kawan-kawan 8F,
keep fighting,
keep on growing,
keep your spirit up
moga-moga kita ttp solid walaupun udah berkeping-keping
,…

Madya Cross Camp 2011, Gambatte...

Menurut aku, MCC (Melelahkan Cape Cekali *maksa*) itu emang nguras tenaga. Walaupun gak padat acara, tapi karena buku stamp aku hilang entah kemana, pas hari kedua, aku harus lari-lari sendirian kayak anak ilang yang baru keluar Rumah Sakit Jiwa.
Lomba Perawatan Keluarga yang aku, Thalia, sama Tasya ikuti emang gak membuahkan tropi. Sedih sih, tapi kesedihan aku ini gak begitu nusuk. Soalnya persiapannya emang kurang, apalagi kak Shannon gak bisa ngajarin :’(
The Conclusion is…MCC emang capek, tapi bikin fun karena dilakukan bareng temen-temen :D

Rabu, 08 Juni 2011

Tips Menulis :]

Kritikan pedas dari para editor emang nusuk, tapi ada benernya (dan emang bener). It makes our story better and... who knows a few months later a book written by us appear in bookstore. Nah... Here they are... :

Tips kak Donna
Tips kak Siska

Happy reading, happy writting :]